LAPORAN KLIMATOLOGI KLASIFIKASI IKLIM

LAPORAN PRAKTIKUM
KLIMATOLOGI




 









Disusun oleh :
Kelompok VIIA
Ana Wijayanti           23040116130048
                                   



                                                                                   



PROGRAM STUDI S-1 AGRIBISNIS
DEPARTEMEN PERTANIAN
FAKULTAS PETERNAKAN DAN PERTANIAN
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
2017

LEMBAR PENGESAHAN
Judul                                    :    LAPORAN PRAKTIKUM KLIMATOLOGI
Kelompok                            :   VIIA (TUJUH)A
Program Studi                      :   S-1 AGRIBISNIS
Fakultas                                :   PETERNAKAN DAN PERTANIAN
Tanggal Penggesahan           :       OKTOBER 2017




Menyetujui,
  
    Koordinator Praktikum
            Klimatologi






         Ir. Sutarno, M.S
NIP. 19580611 198303 1 002
Asisten Pembimbing Praktikum
                 Klimatologi






                              Age Alfian Ahmad
                           NIM. 23030115140080





 

KATA PENGANTAR
            Puji syukur penulis ucapkan atas kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan Laporan Praktikum Klimatologi ini dengan baik.
Laporan ini merupakan salah satu syarat untuk dapat menyelesaikan mata kuliah Klimatologi. Penulis juga ingin menyampaikan ucapan terima kasih kepada Ir. Sutarno, M.S, selaku Koordinator Praktikum Klimatologi dan Age Alfian Ahmad selaku asisten pembimbing praktikum klimatologi serta semua pihak yang telah membantu dan memberikan pengarahan dalam penyusunan laporan ini. Penulis juga mengucapkan rasa hormat dan terima kasih kepada semua pihak yang membantu dalam penyusunan laporan ini.


                                                                                    Semarang,   Oktober 2017

                                                                                    Penulis


RINGKASAN
Kelompok VII AgribisnisA. 2017. Laporan Praktikum Klimatologi. (Asisten : Age Alfian Ahmad).

Tujuan dari praktikum tipe iklim dan pemetaan pola tanam adalah untuk dapat mengetahui tipe iklim Mohr, Oldeman, Schmidt-Ferguson berdasarkan curah hujannya. Manfaat dari praktikum ini yaitu dapat membuat pola tanam Kecamatan Pucakwangi Kabupaten Pati Provinsi Jawa Tengah berdasarkan curah hujan sepuluh tahun terakhir.

Materi yang digunakan dalam praktikum acara ini terdiri dari komponen alat dan bahan. Bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah data curah hujan di kecamatan Pucakwangi. Alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah alat tulis untuk mencatat, kamera untuk mengambil gambar. Metode yang diterapkan adalah mencari data curah hujan dalam kurun waktu sepuluh tahun. Data curah hujan diperoleh dari data di kantor BPS Jawa tengah dan melalui database BPS Jawa Tengah.

  Hasil praktikum Klimatologi pada acara Pola Tanam adalah klasifikasi iklim pada kecamatan Pucakwangi adalah Iklim Mohr kelas II yaitu agak basah, Oldeman kelas D3 agak kering, dan Schmidt-Ferguson masuk kelas C yang termasuk pada kondisi iklim agak basah. Kecamatan Pucakwangi melakukan sistem pola tanam padi- padi-palawija. Jenis palawija yang dikembangkan di Pucakwangi adalah jagung, dan kacang tanah.

Kata kunci : Iklim, Mohr, Oldeman, Schmidt-Ferguson, Pola tanam, Padi, Palawija, Kecamatan Pucakwangi.







 

DAFTAR ISI
                                                                                                                      Halaman
KATA PENGANTAR ...............................................................................        iii

RINGKASAN ............................................................................................        iv

DAFTAR TABEL ......................................................................................        vii

DAFTAR LAMPIRAN..............................................................................        viii

ACARA III TIPE IKLIM DAN PEMETAAN POLA TANAM

BAB I. PENDAHULUAN ........................................................................        1

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA ..............................................................        2

2.1.Iklim......................................................................................`2                                                            ...............................................................................................
2.2. Kecamatan Pucakwangi .........................................................        2
2.3. Klasifikasi Iklim Mohr............................................................        3
2.4. Klasifikasi Iklim Schmidt-Ferguson.......................................        4
2.5. Klasifikasi Iklim Oldeman......................................................        4
2.6. Pemetaan Pola Tanam.............................................................        6
....... 2.6.1. Padi..............................................................................        5
....... 2.6.2. Palawija........................................................................        6

BAB III. MATERI DAN METODE .........................................................        8

3.1. Materi .....................................................................................        8                                                            ...............................................................................................
3.2. Metode ...................................................................................        8

BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN .................................................         9

4.1. Klasifikasi Iklim Mohr ...........................................................        9
4.2. Klasifikasi Iklim Oldeman......................................................        10
4.3. Klasifikasi Iklim Schmidt-Ferguson.......................................        11
4.4. Pemetaan Pola Tanam.............................................................        13                                                         

BAB V. SIMPULAN DAN SARAN ........................................................        15

             5.1. Simpulan .................................................................................        15
             5.2. Saran .......................................................................................        15

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................        16
LAMPIRAN ..............................................................................................        18                                                         








DAFTAR TABEL
Nomor                                                                                                           Halaman
1. Klasifikasi Tipe Iklim Mohr................................................................        3
2. Klasifikasi Tipe Iklim Schmidt-Ferguson............................................        4
3. Klasifikasi Tipe Iklim Oldeman Berdasarkan Bulan Basah................        5
4.  Klasifikasi Tipe Iklim Oldeman Berdasarkan Bulan Kering..............        5
5. Tipe Iklim Kecamatan Pucakwangi Menurut Klasifikasi Mohr..........        9
     6. Tipe Iklim Kecamatan Pucakwangi Menurut Klasifikasi Oldeman....        10
     7. Tipe Iklim Kecamatan Pucakwangi Menurut Klasifikasi
          Schmidt-Ferguson........................................................................              11

     8. Pemetaan Pola Tanam Padi-Palawija di Kecamatan Pucakwangi ......        13

 

DAFTAR LAMPIRAN
Nomor                                                                                                           Halaman
1.      Pengamatan Curah Hujan di Kecamatan Pucakwangi,
Kabupaten Pati.........................................................................            18


 



BAB I
PENDAHULUAN
Iklim merupakan gabungan berbagai cuaca sehari-hari atau rata-rata dari cuaca yang dilakukan selama 30 tahun agar dapat mengetahui penyimpangan pada iklim. Iklim disuatu daerah tidak selalu sama karena dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu radiasi matahari, garis lintang, topografi, tekanan udara, permukaan tanah, luas daratan dan lautan. Ada tiga tipe iklim yang digunakan di Indonesia yaitu tipe iklim Mohr, tipe Schmidt-Ferguson dan tipe iklim Oldeman.
Pembagian iklim menurut Mohr didasarkan atas banyaknya bulan basah dan bulan kering. Schmid dan Fergusson mendapatkan bulan basah dan bulan kering dengan cara mencari harga rata-rata curah hujan tiap tahun. Adanya bulan basah dan bulan kering dihitung kemudian dijumlahkan lalu dirata-rata, untuk mengetahui periode kering di suatu daerah Schmid dan Fergusson menghitung nilai Q. Klasifikasi iklim yang dibuat oleh Oldeman menggunakan dasar yaitu bulan basah dan bulan kering yang berturut-turut, semua itu dihubungkan dengan kebutuhan air bagi tanaman basah dan palawija.
Kecamatan Pucakwangi merupakan salah satu kecamatan di kabupaten Pati yang terletak disebelah tenggara kota Pati. Pegunungan kapur yang membujur di selatan kecamatan Pucakwangi menyebabkan topografi wilayah Pucakwangi sebagian kecil merupakan dataran tinggi. Topografi kecamatan Pucakwangi sebagian besar merupakan dataran rendah karena terletak pada 27-100 m dpl sehingga potensial menjadi lahan pertanian. Komoditas tanaman di Pucakwangi yaitu komoditas pangan dan palawija yang ditanam bergantian pada musim hujan dan kemarau.
Tujuan dari praktikum tipe iklim dan pemetaan pola tanam adalah untuk dapat mengetahui tipe iklim Mohr, Oldeman, Schmidt-Ferguson berdasarkan curah hujannya. Manfaat dari praktikum ini yaitu dapat membuat pola tanam Kecamatan Pucakwangi Kabupaten Pati Provinsi Jawa Tengah berdasarkan curah hujan sepuluh tahun terakhir.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1.        Iklim
Iklim adalah rata-rata kondisi cuaca dalam jangka waktu yang lama dan meliputi tempat yang luas, kira-kira memerlukan data cuaca antara 10 sampai 30 tahun. Iklim dikaji dalam bidang ilmu klimatologi. Terjadinya perbedaan iklim di muka bumi disebabkan oleh beberapa faktor yaitu rotasi dan revolusi bumi yang berdasar pada garis lintang dan bujur, topografi bumi, tekanan udara, luas permukaan tanah dan lautan. Klasifikasi iklim umumnya didasarkan atas tujuan penggunaannya, misalnya untuk pertanian, penerbangan atau kelautan. Pengklasifikasian iklim hanya memilih data iklim yang mempengaruhi secara langsung aktivitas dalam bidang yang diamati seperti pola tanam komoditas bahan pangan atau    perkebunan (Lakitan, 2002). Oleh karena itu pembagian iklim disuatu tempat didasarkan pada dua atau tiga tipe iklim. Pembagian iklim berdasarkan tujuan penggunaannya yaitu tipe iklim Mohr, tipe iklim         Schmidt-Ferguson dan tipe iklim Oldeman (Dewi, 2005).

2.2.        Kecamatan Pucakwangi
              Kecamatan Pucakwangi terletak 27 kilometer arah tenggara kota Pati. Batas wilayah Kecamatan Pucakwangi yaitu Kecamatan Jakenan yang merupakan batas wilayah sebelah utara, sebelah timur dibatasi oleh kecamatan Jaken, sebelah selatan oleh kabupaten Blora dan sebelah barat oleh kecamatan Winong. Jenis tanah yang ada di kecamatan Pucakwangi adalah jenis tanah Gromosol dan Hidrometer. Komoditas unggulan dari kecamatan Pucakwangi yaitu padi dan jagung dengan luas panen 9.703 ha dan 1.700 ha (BPS Kabupaten Pati, 2016). Komoditas palawija lain yang ditanam di Pucakwangi adalah ketela pohon dan rambat, kacang tanah, kedelai dan kacang hijau (Praptono, B. 2010). Pemetaan pola tanam padi dan palawija di kecamatan Pucakwangi berdasarkan musim yang berlaku. Musim hujan lahan pertanian ditanami padi sawah dan pada musim kemarau ditanami palawija.

2.3.        Klasifikasi Iklim Mohr
              Iklim Mohr adalah penggolongan iklim berdasarkan rata-rata pengelompokan jumlah bulan basah dan bulan kering pertahun lalu dirata-rata. Bulan basah yaitu bulan yang jumlah curah hujannya lebih dari 100 mm/bulan, sedangkan bulan kering adalah bulan yang curah hujannya kurang dari 60 mm/tahun (Indiyanti, 2009). Tipe iklim Mohr digunakan untuk iklim kehutanan dan perkebunan. Tanaman perkebunan yang cocok ditanam berdasarkan iklim Mohr adalah kelapa, teh, kapok, cengkeh, kopi, panili, kapas, lada, kakao, kemiri dan tebu (Dewi, 2005). Adapun klasifikasi iklim menurut Mohr dapat dilihat pada tabel dibawah ini.

Tabel 1.Klasifikasi Tipe Iklim Mohr
No.
Zona
Jumlah Bulan Basah
Jumlah Bulan Kering
1.
1a
12
0
2.
1b
7-11
0
3.
II
4-11
1-2
4.
III
4-9
2-4
5.
IV
4-7
4-6
6.
V
4-5
6-7
Sumber: (Indiyanti, 2009).





 

2.4.        Klasifikasi Iklim Schmidt-Ferguson
Tipe iklim Schmidt-Ferguson merupakan perbaikan dari tipe iklim Mohr. Pencarian rata-rata bulan basah dan bulan kering atau nilai Q dalam klasifikasi iklim Schmidt-Ferguson dilakukan dengan cara membandingkan jumlah bulan kering dengan bulan basah selama pengamatan (Syakur, 2008). Iklim Schmidt-Ferguson digunakan untuk menentukan pemetaan pola tanam komoditas perkebunan dan hutan. Tipe iklim Schmidt-Ferguson digunakan untuk tanaman keras atau tanaman perkebunan dan tanaman kehutanan (Dewi, 2005). Pemetaan komoditas tanaman yang cocok ditanam pada iklim adalah tanaman pangan seperti Padi. Adapun klasifikasi iklim menurut Schmidt-Ferguson dapat dilihat pada tabel dibawah ini.

Tabel 2. Klasifikasi Tipe Iklim Schmidt-Ferguson
Golongan
Nilai Q (%)
Uraian
A
0<Q<0,143
Sangat Basah
B
0,143<Q<0,333
Basah
C
0,333<Q<0,600
Agak Basah
D
0,600<Q<1,000
Sedang
E
1,000<Q<1,670
Agak Kering
F
1,670<Q<3,000
Kering
G
3,000<Q<7,000
Sangat Kering
H
7,000<Q
Luar Biasa Kering
Sumber: (Lakitan, 2002).

2.5.        Klasifikasi Iklim Oldeman
              Klasifikasi iklim yang tepat digunakan untuk pemetaan pola tanam pada bidang pertanian adalah klasifikasi iklim menurut Oldeman. Klasifikasi iklim Oldeman memakai unsur curah hujan sebagai dasar penentuan klasifikasi iklimnya. Kriteria dalam klasifikasi iklim didasarkan pada perhitungan bulan basah (BB), bulan lembab (BL) dan bulan kering (BK) dengan batasan memperhatikan peluang hujan, hujan efektif dan kebutuhan air                   tanaman (Fadholi dan Supriyatin, 2012). Tipe iklim Oldeman digunakan untuk pemetaan pola tanam padi dan palawija sebagai bahan pangan. Komoditas tanaman yang cocok ditanam berdasarkan iklim Oldeman adalah padi dan palawija dengan sistem pertanian yang lebih maju dari tipe iklim sebelumnya. Bulan basah adalah suatu bulan yang curah hujan rata-rata lebih besar dari 200 mm dan bulan kering adalah bulan yang curah hujannya sama atau lebih kecil 100 mm (Runtunuwu dan Syahbudin, 2007). Angka 200 mm dipergunakan dengan alasan jumlah air yang dibutuhkan oleh padi sedangkan angka 100 sesuai dengan air yang dibutuhkan oleh palawija. Adapun klasifikasi iklim menurut Oldeman dapat dilihat pada tabel dibawah ini.

Tabel 3.Klasifikasi Tipe Iklim Oldeman Berdasarkan Bulan Basah
Tipe Utama
Bulan Basah Berturut-turut
A
>9
B
7-9
C
5-6
D
3-4
E
<3
Sumber: (Dewi, 2005).

Tabel 4.Klasifikasi Tipe Iklim Oldeman Berdasarkan Bulan Kering
Sub-Divisi
Bulan Kering Berturut-turut
1
<2
2
2-3
3
4-6
4
>6
Sumber: (Indayanti, 2009).
 


2.6.        Pemetaan Pola Tanam
Perubahan pola hujan telah mengakibatkan penurunan periode masa tanam. Lahan yang pada awalnya bisa ditanami padi tiga kali dalam setahun, sekarang hanya bisa ditanami padi dua kali dalam setahun karena bertambahnya jumlah bulan kering dalam setahun. Oleh karena itu, diperlukan suatu pemetaan pola tanam pada tanaman agar perubahan pola hujan tidak terlalu berpengaruh terhadap produktivitas pertanian (Las et al., 2007). Pemetaan pola tanam adalah kalender pergiliran penanaman padi dan palawija dalam satu tahun. Pola tanam adalah usaha penanaman pada sebidang lahan dengan mengatur susunan tata letak dan urutan tanaman selama periode waktu tertentu termasuk masa pengolahan tanah dan masa tidak ditanami selama periode tertentu. Banyaknya bulan basah dan bulan kering sangat berpengaruh terhadap pola tanaam tanaman. Pemetaan pola tanam bergantung pada tipe iklim yang berlaku. Umumnya pemetaan pola tanam padi dan palawija yang digunakan berdasar pada klasifikasi iklim Oldeman yaitu tipe iklim B1, B2, C1, C2 dan C3 (Fadholli dan Supriyatin, 2012). Pemetaan pola tanam pada tipe iklim B1 yaitu 3 kali padi sawah atau 2 kali padi sawah dan 1 kali palawija. Pemetaan pola tanam pada tipe iklim B2 yaitu 2 kali padi sawah dan satu kali palawija. Tipe iklim C1 mempunyai pola tanam 1 kali padi sawah dan 2 kali palawija sedangkan tipe iklim C2 dan C3 mempunyai pola tanam 1 kali padi sawah dan satu kali palawija dengan syarat untuk masa tanam yang kedua tidak jatuhpadaa musim kemarau. Pemetaan pola tanam tentunya mempunyai fungsi yaitu fungsi biofisik, sosial budaya dan ekonomi yaitu agar proses penanaman dapat dilakukan secara efisien sehingga dapat menghemat waktu     dan biaya (Sulardi, 2010).

2.6.1.     Padi
              Padi adalah bahan makanan pokok rakyat Indonesia. Sistem pembudidayaan padi pada umumnya dibagi menjadi dua yaitu padi sawah dan padi gogo (padi huma dan padi ladang). Padi sawah semasa hidupnya selalu tergenang air, sedangkan padi gogo dalam keaadaan tidak tergenang atau kering. Kombinasi ini disebut gogo rancah, padi ditanam diawal musim hujan lalu saat musim hujan datang maka akan tergenang air (Purwono dan Purnamawati, 2007).  Tanaman padi dapat hidup baik didaerah yang berhawa panas dengan suhu 32,5°C dan kelembaban yang tinggi kira-kira 83,3% (Wiyono, 2010). Padi dapat tumbuh baik dengan curah hujan rata-rata 200 mm per bulan (Dewi, 2005). Umumnya tanaman padi berumur 110 hari sampai 120 hari atau sering disebut                  umur genjah (Usman et al., 2014).


2.6.2.     Palawija
              Palawija atau tanaman kedua setelah padi, biasa di tanam ketika air sudah tidak mencukupi untuk menanam padi, selain membutuhkan waktu yang lama padi membutuhkan banyak air, sementara palawija tidak, tanaman palawija dapat tumbuh hanya dengan menyiram setiap hari, ataupun tidak sama sekali tergantung kelembaban tanah itu sendiri. Beberapa jenis tanaman palawija yaitu mentimun, kacang panjang, kacang hijau, kacang tanah, ubi jalar, wortel, kedelai, jagung dan singkong (Purwono dan Purnamawati, 2007). Curah hujan yang sesuai dengan tanaman palawija yaitu 1500-2500 mm/tahun. Kelembaban udara optimal yang diperlukan yaitu 60-65 %.  Rata-rata palawija ditanam pada awal musim kemarau agar bisa dipanen saat musim penghujan (Peru dan Dewi, 2007).       
              Salah satu palawija yang sering ditanam yaitu jagung. Suhu yang sesuai untuk tanaman jagung antara 21°C – 30°C dengan suhu optimum 23°C – 27°C. Jenis-jenis jagung yang sering dibudidayakan yaitu jagung tepung, jagung mutiara dan jagung manis. Jagung termasuk tanaman yang membutuhkan air cukup banyak, terutama pada saat pertumbuhan awal, saat berbunga, dan saat pengisian biji. Kebutuhan jumlah air setiap varietas sangat beragam. Namun demikian, secara umum tanaman jagung membutuhkan 2 liter air per tanaman per hari saat kondisi panas dan berangin (Purwono dan Hartono, 2006).
 

BAB III

MATERI DAN METODE

              Praktikum klimatologi dengan materi tipe iklim dan pemetaan pola tanam dilaksanakan pada tanggal 27 Agustus 2017. Lokasi pencarian data antara lain di Badan Pusat Statistika Provinsi Jawa Tengah, Jalan Pahlawan, Pandanaran, Kota Semarang.

3.1.        Materi

              Materi yang digunakan dalam praktikum acara ini terdiri dari komponen alat dan bahan. Bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah data curah hujan di kecamatan Pucakwangi sebagai data pengamatan yang akan digolongkan berdasarkan tipe iklimnya dan pemetaan pola tanamnya. Alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah alat tulis sebagai alat untuk mencatat data yang diperoleh, kamera sebagai alat untuk mengambil data dalam bentuk gambar.

3.2.        Metode

              Metode yang diterapkan dalam praktikum acara ini adalah mencari data curah hujan dalam kurun waktu sepuluh tahun. Data curah hujan diperoleh dari data yang ada di kantor BPS Jawa tengah dan mencari melalui database BPS Jawa Tengah di internet. Kemudian data tersebut diolah pada tabel lalu menganalisis tipe iklim (Mohr, Oldeman, Schmidt-Ferguson) sesuai dengan data curah hujan sepuluh tahunan yang telah diperoleh. Setelah menganalisis, kemudian membuat pemetaan pola tanam padi dan palawija (jagung) berdasarkan tipe iklim yang telah dianalisis untuk kecamatan Pucakwangi.

 

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1.        Klasifikasi Iklim Mohr

              Berdasarkan pengklasifikasian curah hujan sepuluh tahunan di kecamatan Pucakwangi menurut klasifikasi iklim Mohr, maka diperoleh keterangan seperti yang tercantum di dalam tabel di bawah ini

Tabel 5.Tipe Iklim Kecamatan Pucakwangi Menurut Klasifikasi Iklim Mohr
Kecamatan
Rata-rata jumlah bulan basah dalam sepuluh tahun
Rata-rata jumlah bulan kering dalam sepuluh tahun
Tipe iklim menurut klasifikasi iklim Mohr
Pucakwangi
6
4
Kelas III
Sumber: Data Primer Praktikum Klimatologi, 2017.

              Berdasarkan tabel diatas kecamatan Pucakwangi termasuk dalam kategori iklim III dengan kriteria mempunyai 6 bulan basah dan 4 bulan kering. Hal ini sesuai dengan data yang ada pada Muhliharno (2012) yang menyatakan bahwa tipe iklim menurut klasifikasi Mohr kelas III mempunyai 2-4 bulan kering. Tipe Iklim Kecamatan Pucakwangi Menurut Klasifikasi Iklim Mohr mempunyai 6 bulan basah dan 4 bulan kering, sisanya yaitu 2 bulan lembab. Tipe iklim III yaitu tipe iklim dengan tingkat kelembaban agak kering serta mempunyai 3-4 bulan kering. Hal ini sesuai dengan pendapat Lakitan (2002) yang menyatakaan bahwa tipe iklim kelas III yaitu tipe iklim yang mempunyai kelembaban udara agak kering karena mempunyai dua sampai empat bulan kering. Kecamatan Pucakwangi termasuk dalam kategori iklim kelas III dikarenakan kecamatan Pucakwangi merupakan wilayah dataran rendah sehingga mempunyai iklim yang agak kering. Hal ini sesuai dengan pendapat Setiawan et al. (2013) yang menyatakan bahwa sebagian besar wilayah Pucakwangi merupakan dataran rendah karena terletak pada 27-100 m dpl. Wilayah kecamatan Pucakwangi merupakan lahan pertanian yang luas dan cocok ditanami padi dan palawija. Hal ini sesuai dengan keterangan yang ada di BPS Kabupaten Pati (2016) bahwa Kecamatan Pucakwangi terletak di sebelah tenggara kota Pati dan merupakan lahan pertanian yang luas.

4.2.        Klasifikasi Iklim Schmidt-Ferguson

              Berdasarkan pengklasifikasian curah hujan sepuluh tahunan di kecamatan Pucakwangi menurut klasifikasi iklim Schmidt-Ferguson, maka diperoleh keterangan seperti yang tercantum di dalam tabel di bawah ini :

Tabel 6.   Tipe Iklim Kecamatan Pucakwangi Menurut Klasifikasi Iklim Schmidt-  Ferguson
Kecamatan
Rata-rata jumlah bulan basah dalam sepuluh tahun
Rata-rata jumlah bulan kering dalam sepuluh tahun
Nilai Q
Tipe iklim menurut klasifikasi iklim
Schmidt-Ferguson  
Pucakwangi
6
4
0,67
D
Sumber: Data Primer Praktikum Klimatologi, 2017.

              Berdasarkan tabel diatas bahwa kecamatan Pucakwangi tergolong dalam klasifikasi zona D yang mempunyai 6 bulan basah 4 bulan kering dan 2 bulan lembab dengan nilai Q 0,67. Hal ini sesuai dengan pendapat Lakitan (2002) yang menyatakan bahwa zona iklim D mempunyai 4 bulan kering dengan nilai Q 0,6 sampai 1,0 dan mempunyai kondisi iklim sedang. Zona iklim D yaitu klasifiklasi iklim menurut Schmidt-Ferguson yang mempunyai kelembaban udara sedang karena mempunyai 6 bulan basah. Kecamatan Pucakwangi termasuk dalam iklim zona D dikarenakan sebagian besar wilayah kecamatan Pucakwangi merupakan wilayah dataran rendah sehingga mempunyai iklim yang sedang. Hal ini sesuai dengan pendapat Setiawan et al. (2013) yang menyatakan bahwa sebagian besar wilayah Pucakwangi merupakan dataran rendah karena terletak pada 27-100 m dpl. Nilai Q merupakan perbandingan rata-rata antara bulan basah dan bulan kering. Hal ini sesuai dengan pendapat Dewi (2005) yang menyataakan bahwa nilai Q dapat dicari dengan cara menghitung jumlah bulan basah dan bulan kering lalu membandingkannya. Jumlah bulan basah dan bulan kering di kecamatan Pucakwangi yaitu 6 dan 4. Jumlah bulan kering dan bulan basah dibandingkan yang artinya 4 dibanding 6 lalu dikali 100% dan mendapat hasil 0,67 yang disebut nilai Q.

4.3.        Klasifikasi Iklim Oldeman

              Berdasarkan pengklasifikasian curah hujan sepuluh tahunan di kecamatan Pucakwangi menurut klasifikasi iklim Oldeman, maka diperoleh keterangan seperti yang tercantum di dalam tabel di bawah ini

Tabel 7.Tipe Iklim Kecamatan Pucakwangi Menurut Klasifikasi Iklim Oldeman
Kecamatan
Rata-rata jumlah bulan basah dalam sepuluh tahun
Rata-rata jumlah bulan kering dalam sepuluh tahun
Tipe iklim menurut klasifikasi iklim Oldeman
Pucakwangi
3
5
D3
Sumber: Data Primer Praktikum Klimatologi, 2017.

              Berdasarkan tabel diatas diperoleh hasil bahwa kecamatan Pucakwangi termasuk dalam kategori iklim D3 dengan kriteria mempunyai 3 bulan basah dan 5 bulan kering. Hal ini sesuai dengan pendapat Dewi (2005) yang menyatakan bahwa tipe iklim D3 mempunyai 3 sampai 4 bulan basah dan 3 sampai 6 bulan kering. Tipe iklim D3 yaitu tipe iklim menurut klasifikasi Oldeman dengan iklim agak kering karena mempunyai 3 sampai 6 bulan kering. Tipe Iklim Kecamatan Pucakwangi Menurut Klasifikasi Iklim Oldeman mempuyai 3 bulan basah dan 5 bulan kering, sisanya 4 bulan lembab. Sebagian besar wilayah kecamatan Pucakwangi merupakan dataran rendah sehingga potensial untuk menjadi lahan pertanian. Hal ini sesuai dengan pendapat Setiawan et al. (2013) yang menyatakan bahwa sebagian besar wilayah Kecamataan Pucakwangi merupakan dataran rendah dengan ketinggian 0-100 m dpl.

 

4.4.        Kalender Pola Tanam Padi-Palawija

              Kalender atau pemetaan pola tanam padi-palawija dilakukan berdasarkan pedoman tipe iklim Oldeman. Berdasarkan jumlah bulan basah dan bulan kering yang diperoleh berdasarkan klasifikasi iklim oldeman, diperoleh pemetaan pola tanam sebagai berikut:

Tabel 4.Pemetaan Pola Tanam Padi-Palawija di Kecamatan Pucakwangi

Bulan
Jan
Feb
Mar
Apr
Mei
Jun
Jul
Agu
Sep
Okt
Nov
 Des

CH
296
178,2
177,4
198
148,8
 89,8
58,8
63,6
51,2
84,4
141,6
 305

LP I













Padi













Padi gogo













Jagung













Kedelai













LP II













Ketela pohon













Kedelai













Sumber: Data Primer Praktikum Klimatologi, 2017.
Keterangan:
CH         : Rata-rata curah hujan (mm/bulan)
LP          : Label Pemetaan, warna  untuk padi, warna  untuk palawija ( jagung,  ketela pohon,  kedelai),  untuk pengolahan tanah, dan warna  untuk padi gogo.
              Melalui tabel diatas dapat dikatakan bahwa kecamatan Pucakwangi berdasarkan analisis tipe iklim sepuluh tahunan dapat dilakukan rencana pemetaan pola tanam LP I. Pemetaan pola tanam LP I dimulai dari bulan Oktober dengan pola tanam palawija-padi sawah-padi gogo-palawija, sebelum penanaman palawija dilakukan pengolahan tanah. Hal ini sesuai dengan pendapat Fadholi dan Supriyatin (2012) yang menyatakan bahwa pola tanam palawija-padi-palawija dapat dilakukan. Penanaman padi dilakukan dua kali berturut-turut dengan waktu tanam 3 bulan. Bulan Januari samapi Maret lahan ditanami padi sawah, lalu pada bulan April sampai Juni lahan ditanami padi gogo. Pemetaan pola tanam LP I ditanami palawija jenis jagung dan kedelai. Bulan Oktober sampai Desember lahan ditanami palawija jenis jagung. Bulan Juli sampai September ditanami palawija jenis kedelai, tapi pada bulan September juga dilakukan pengolahan tanah untuk proses tanam selanjutnya.
              Rencana pemetaan pola tanam LP II yaitu sistem tegalan. Penanaman dimulai pada bulan Oktober. Bulan Oktober sampai Mei, lahan ditanami ketela pohon. Lalu pada bulan Juni sampai Agustus ditanami palawija jenis kedelai dan pada bulan September dilakukan pengolahan tanah. Kedelai bisa ditanam pada Juni sampai Agustus karena mempunyai curah hujan kurang dari 100 mm bulan yang menandakan bahwa kedelai merupakan tanaman yang tahan terhadap kekurangan air. Hal ini sesuai dengan pendapat Dewanti (2011) yang menyatakan bahwa kedelai merupakan tanaman yang tahan terhadap cekaman air.


 

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1.      Simpulan

            Berdasarkan praktikum tentang tipe iklim dan pemetaan pola tanam, dapat ditarik kesimpulan bahwa curah hujan berpengaruh terhadap pembuatan pola tanam. Kecamatan Pucakwangi tergolong agak kering karena menurut Mohr bertipe iklim III, Schmidt Ferguson D, Oldeman D3. Pemetaan pola tanam di Kecamatan Pucakwangi yaitu palawija-padi-padi-palawija pada LP I dan sistem tegalan pada LP II, komoditas palawija yang ditanam yaitu jagung, kedelai dan ketela pohon.

5.2.      Saran

            Saran yang dapat diberikan untuk menunjang hasil praktikum yang lebih baik adalah sebaiknya data harus lengkap agar mempermudah jalannya praktikum.

 

DAFTAR PUSTAKA


Dewayani, W. 2011. Laporan pelaksanaan pendampingan sl-ptt padi dan jagung di kabupaten Takalar. Departemen Pertanian. Sulawesi Selatan.

Dewi, N. K. 2005. Kesesuaian iklim terhadap pertumbuhan tanaman. Jurnal Biologi 1(2) : 1-15.

Fadholi, A. dan Supriyatin, D. 2012. Sistem pola tanam di wilayah Priangan berdasarkan klasifikasi iklim Oldeman. Jurnal pendidikan Geografi 12(2) : 61-70.

Indiyanti, D. 2009. Perbandingan hasil penentuan curah hujan bulanan menurut teori Mohr dan Oldeman dengan pendekatan sistem informasi geografis. UIN Syarif Hidayatullah. Jakarta.

Lakitan, B. 2002. Dasar-Dasar Klimatologi cetakan ke-dua. Raja Grafindo Persada. Jakarta.

Las, I. 2007. Kebijakan litbang pertanian menghadapi perubahan iklim dipresentasikan pada pertemuan Pokja anomali Iklim mengenai dampak perubahan iklim terhadap sektor pertanian, strategi antisipasi dan teknologi adaptasi. Prosiding pertanian. Bogor.

Muhliharno, E. 2003. Prosiding seminar berkala meteorologi dan geofisika. Departemen perhubungan meteorologi dan geofisika. Jakarta.

Praptono, B. 2010. Kajian pola bertani padi sawah di kabupaten Pati ditinjau dari sistem pertanian berkelanjutan. Universitas Diponegoro. Semarang.

Purwono dan Purnamawati, H. 2007. Budidaya 8 Jenis Tanaman Pangan Unggul. Penebar Swadaya. Jakarta.

Purwono dan R. Hartono. 2006. Bertanam Jagung Unggul. Penebar Sawadaya. Jakarta.

Runtunuwu dan Syahbuddin, H. 2007. Perubahan pola curah hujan dan dampaknya terhadap periode masa tanam. Jurnal Tanah dan Iklim 2(26) : 1-12.

Setiawan, H., B. Sudarsono dan M. Awaluddin. 2013. Identifikasi daerah prioritas rehabilitasi lahan kritis kawasan hutan dengan penginderaan jauh dan sistem informasi geografis. Jurnal Geodesi 2(3) : 31-41.
 

Sulardi. 2010. Tingkat kerapatan dan pola pemetaan tanaman pekarangan di kecamatan kaliwungu kabupaten semarang jawa tengah. Universitas Muhammadiyah Surakarta. Surakarta.

Sunarto, S. W. B. 2016. Kecamatan Pucakwangi dalam Angka tahun 2016. BPS Kabupaten Pati. Pati.

Syakur, A. R. 2008. Perubahan penggunaan lahan di provinsi Bali. Jurnal Ecotrophic, 6 (1) : 201.

Usman, Z., U. Made dan Adriaton. 2014. Pertumbuhan dan hasil tanaman padi (Oryza sativa L.) pada berbagai umur semai dengan teknik budidaya SRI (system of rice intensification). J. Agrotekbis 2(1) : 32-37.

Wiyono, S. 2010. Perubahan iklim dan ledakan hama dan penyakit tanaman. Institut Pertanian Bogor. Bogor.



 



LAMPIRAN
Tabel 5.Pengamatan Curah Hujan di Kecamatan Pucakwangi, Kabupaten Pati
Bulan
Tahun
Rata-Rata
Oldeman
2006
2007
2008
2009
2010
2011
2012
2013
2014
2015
Januari
87
74
246
351,5
457
238
238
287
544
437
296
BB
Februari
219
122
196
214,5
233
105
131
132
111
318
178,2
BL
Maret
172
146
229
217,5
206
105
142
145
107
304
177,4
BL
April
136
327
144
180,5
217
231
49
240
126
329
198
BL
Mei
0
18
95
117,5
140
140
35
272
73
281
148,8
BL
Juni
0
113
17
86,5
156
19
69
93
149
195
89,8
BK
Juli
0
2
0
90,5
181
0
0
96
107
111
58,8
BK
Agustus
0
0
0
58,5
117
0
0
0
14
446
63,6
BK
September
0
58
0
95
190
0
5
0
56,5
113
51,2
BK
Oktober
0
151
5
98,5
192
105
143
68
14
68
84,4
BK
November
146
233
107
130
153
123
93
152
85
194
141,6
BL
Desember
251,6
309
184
262
340
213
86
327
476
601
305
BB
Jumlah
1012
1553
1223
1902,5
2582
1279
991
1812
1862,5
3397
 Rata-rata
   Mohr
Rata-rata
84,3
129,4
102
158,5
215
106,5
82,6
151
155
283
Schmidt-Ferguson
BK
6
4
5
1
12
4
5
2
3
0
     4,2                   
       4
BL
1
1
1
4
0
0
3
3
2
1
     1,6                      2
BB
5
7
6
7
0
8
4
7
7
11
     6,2                      6
Sumber: Data Badan Pusat Statistika Semarang, 2017.

Q =  =  = 67% = 0,67

Komentar

Postingan populer dari blog ini

LAPORAN KLIMATOLOGI PENGENALAN ALAT DI BMKG DAN AWAN

AGRIBISNIS